dakwah ads

Selasa, 27 Mei 2014

Jadikan Salat Sebagai Penolong dari Perbuatan Keji

Jadikan Salat Sebagai Penolong dari Perbuatan Keji
Perilaku meyimpang biasanya terpupuk dari lingkungan tak sehat.

 Akhir-akhir ini begitu marak kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak di bawah umur. Hampir semua media elektronik dan cetak memberitakan tentang kasus-kasus kekerasan seksual tersebut, hal ini tentu sudah semakin mengkhawatirkan bagi bangsa ini.

Seperti diketahui perilaku meyimpang adalah tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan baik secara individu maupun secara sosial. Apabila tidak ditangani secara serius selain menimbulkan dampak sosial yang kuat di masyarakat juga dapat menimbulkan dampak trauma psikis yang dialami oleh korban.

Tidak hanya pelecehan seksual, tindakan kejahatan seperti pembunuhan dan perkelahian antar pelajar juga termasuk dakam kasus perilaku menyimpang. Perbedaan status sosial, banyaknya pengangguran, desakan kebutuhan ekonomi dan pengaruh media hiburan serta games yang tidak terkontrol disebut-sebut sebagai latar belakang seseorang melakukan perilaku meyimpang.

Perilaku meyimpang biasanya terpupuk dari keadaan lingkungan yang juga tidak sehat. Maka dari itu dianjurkan orang-orang dewasa terutama para orang tua semakin sadar akan tanggung jawab perkembangan anak-anaknya. Karena anak-anak bisa tumbuh dalam dunianya yang penuh tawa, keceriaan dan kasih sayang.

Selain itu, perilaku meyimpang merupakan bentuk perbuatan keji yang dilakukan oleh oknum yang tidak takut akan azab Allah SWT. Perbuatan keji itu sendiri banyak macamnya, selain kejahatan seksual, korupsi juga termasuk salah satu perbuatan keji.

Oleh karena itu, Allah SWT menegaskan di dalam kitab suci Al-Quran bahwa sesungguhnya tidak kuturunkan salat di muka bumi ini kecuali untuk mencegah perbuatan keji dan munkar. Ini artinya bahwa begitu kuatnya peranan salat untuk membentengi manusia dari perbuatan keji. Perbuatan keji itu sendiri semua berawal dari hati. Agar terhindar dari semua perbuatan keji maka harus bisa melawan semua kotoran-kotoran hati, karena hambatan terbesar ternyata ada dalam diri kita sendiri yang berbentuk kotoran-kotoran hati  (dengki, buruk sangka, sombong dan lain sebagainya).

Timbul pertanyaan bagaimana caranya, agar salat ini membentuk karakter kita menjadi manusia-manusia basmalah. Allah selalu mengingatkan kepada manusia untuk selalu berbuat kebaikan dan semua ada di dalam kitab suci Al-Quran. Di dalam melakukan salat ada dua hal yang harus kita harus kita bawa dalam salat, yang pertama adalah kita harus mengerti apa yang harus diucapkan dalam salat. Dan yang kedua adalah kita harus paham, dan mengenai makna paham di sini adalah bahwa kita harus mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari apa yang diucapkan dalam setiap salat.

Jika kita bisa memahami semua itu, maka akan membentuk suatu karakter yang menjadikan manusia terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Ternyata output dari mengerjakan salat dengan mengerti dan memahami salat tersebut akan membentuk manusia-manusia basmalah dan cinta kasih. Karena dengan begitulah tujuan salat diturunkan ke muka bumi. Dan output dari basmalah itu sendiri merupakan Manusia dengan segala macam keluhan yang dihadapi hanya bisa memohon kepada Sang Pencipta dan ketika memohon memerlukan makna dari basmalah tersebut. Basmalah bisa terjadi jika di dalam diri manusia rajin mengoreksi hati dari semua kotoran hati.

Basmalah sebagai pintu bagi semua do’a tentu saja dapat mengabulkan semua ikhtiar manusia kepada Allah SWT jika dapat menguasai makna basmalah tersebut. Sebab ternyata kunci daripada suksesnya sebuah doa itu ada di kalimat basmalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar